Selasa, 21 Desember 2010

Puisi Yunus Mukri Adi

Kebun dibelakang rumah Farid Akhwan

Disini, sudah lama nian
Lima anak itu bermain petak umpet
Saling berkejaran suara mereka riuh
Tergalang dalam kegembiraan, dibawah rindang pepohonan
dan sendawa matahari menjelang petang.

Aku masih belum lupa perangai mereka
si Jangkung Erik, sigagah Sammy, segemuk Glenn, gadis lincah Joice dan sibungsu Andre kentengnya kayak Arjuna

Tapi dimana mereka sekarang ?
Tak lagi sekalipun nampak dikebun yang jembar itu
Tiba – tiba air mataku meleleh
Bukan bersedih : kebun itu seakan berselimut haru
Lima anak itu sudah bukan kanak-kanak lagi
Dan sudah tak sempat bermain – main seperti dulu

Air mataku kembali meleleh
Bukan bersedih : haru yang sulit dituliskan
mereka telah berangkat dewasa
dan kelimanya sudah membangun rumah tangga

Kebun itu masih seperti dulu saja
Pepohonan dan selembar rumput yang dipelihara
dan matahari yang mengisi kekosongan setiap hari
dan beberapa ekor burung lepas mampir dan langit,
yang kadang mengingatkan masa silam

Kepadaku, penyair tak bicara apa – apa
seperti angin , melintas antara dedaunan juga tak berpesan,
tentang masa depan

Dan kebun yang jembar itu
setelah ditinggalkan kelima anak itu
nyaris ditelikung rindu dalam siang dan malam

Ada sisa air meleleh dimataku
sempat terbawa mimpi
Terbelah antara kangen dan sepi


Pekajangan Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar